Sejarah Desa Kepuh
Desa Kepuh dengan luas wilayah
+/- 170,575 Hektare dan terletak 1,5 Km dari Kecamatan Kertosono dan 23 Km dari
Kabupaten Nganjuk, memiliki sejarah sebagai berikut:
Sejarah Desa Kepuh bermula
pada jauh sebelum masa pendudukan oleh Belanda, ada beberapa orang yang menurut
cerita berasal dari Kerajaan Mataram mendatangi suatu wilayah, yang pada saat
itu daerah tersebut masih berupa hutan heterogen, dan membuat sebuah sebuah
hunian bersama. Untuk membuat hunian bersama mereka menebangi hutan di sekitar
daerah tersebut.
Menurut cerita dari para
pendahulu Desa Kepuh, awalnya mereka menempati wilayah tersebut tepatnya di
daerah Balongboto. Dan pada saat ini, di wilayah Balongboto tersebut telah
didirikan sebuah bangunan pabrik Kertas yang bernama PT. Jaya Kertas Kertosono.
Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya beberapa bekas peninggalan mereka
di daerah tersebut pada saat awal pembangunan PT Jaya Kertas Kertosono, di
antaranya berupa bekas bangunan terbuat dari batu bata, arca dan perkakas rumah
tangga seperti piring kuno, gelas kuno dan lain-lain. Adanya bangunan batu bata
yang besar tersebut oleh warga desa pada saat itu memberi nama Balongboto.
Berdasarkan cerita para
pendahulu Desa Kepuh, mereka memperluas lahan sebagai wilayah kekuasaan mereka.
Mereka memperluas wilayah kekuasaannya dengan membuka lahan tersebut dan
menandai batas wilayah mereka dengan pohon Kepuh di setiap sudutnya. Dengan
batas tersebut akhirnya mereka menamai wilayahnya dengan sebutan wilayah Kepuh.
Sekelompok orang tersebut
bermusyawarah tentang siapa yang akan menjadi pemimpin. Dari musyawarah
tersebut ditunjuklah Raden Sosro Bau sebagai pemimpin mereka. Pemerintahan R.
Sosro Bau ini berlangsung cukup lama hingga masa penjajahan Belanda. Dan pada
masa penjajahan Belanda, mulailah dibentuk dan ditetapkan nama wilayah tersebut
sebutan Desa Kepuh sebagai penyelenggaranya dibentuk pula pemerintahan desa
yang pimpin oleh seorang demang dengan cara ditunjuk langsung oleh para
penghuni desa tersebut. Adapun jabatan Demang/ Kepala
Desa berturut turut adalah sebagai berikut :
NO
|
NAMA
|
TAHUN
|
KETERANGAN
|
1
|
SONONTIKO
|
Dipilih rakyat
|
|
2
|
KARTO
|
Dipilih rakyat
|
|
3
|
RACHMAT
|
Dipilih rakyat
|
|
4
|
KAJI
|
Dipilih rakyat
|
|
5
|
DJINO
|
Dipilih rakyat
|
|
6
|
SANTOSO
|
1954 - 1972
|
Dipilih rakyat
|
7
|
NALI WIDODO
|
1972 - 1990
|
Dipilih rakyat
|
8
|
SUMARTONO
|
1990 – 2007
|
Dipilih rakyat
|
9
|
DAVID WILIANTO
|
2007 – Sekarang
|
Dipilih rakyat
|
Di Desa Kepuh juga terdapat
suatu sejarah yang hingga saat ini masih diperingati warga sehabis panen sebagai
Bersih Desa, yaitu hari Jum’at Pahing. Pengambilan hari Jum’at dikarenakan
Jum’at dianggap sebagai hari keramat umat Islam. Sedangkan Pahing adalah nama
penunggu/penghuni sebuah pohon yang menurut kepercayaan orang dulu berupa Roh
halus Gondoruwo. Dan masih kepercayaan masyarakat bahwa kalau ada orang Kepuh
mepunyai hajad, sosok yang namanya Pahing ini sering mengganggu bila tidak
diberi sesaji di pohon tersebut. Dan hingga sekarang Bersih Desa Kepuh
dilaksanakan setiap hari Jum’at Pahing sehabis masa panen oleh warga Desa
Kepuh.
.
Secara administratif, Desa Kepuh
terletak di wilayah Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk dengan posisi dibatasi oleh wilayah
desa-desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pelem,
di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Nglawak,
di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Tanjung,
sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Tembarak.
Jarak tempuh Desa Kepuh ke ibu kota kecamatan (Kec. Kertosono) adalah 2,5 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar
15 menit dengan kendaraan bermotor. Sedangkan
jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 23 Km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 0,75 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar